Minggu, 28 Februari 2010

Lensa Kontak Tak Bersih Sebabkan Keratitis

BAGI Anda yang menggunakan lensa kontak, sebaiknya harus lebih disiplin dalam menjaga kebersihan lensa kontak. Lensa kontak yang kotor dapat menyebabkan keratitis.

Keratitis adalah suatu kondisi di mana kornea bagian depan mata menjadi meradang. Kondisi ini sering ditandai dengan rasa sakit dan gangguan penglihatan. Keratitis merupakan peradangan pada kornea mata (membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata dan pupil).

Pada saat pertama kali menggunakan softlens atau lensa kontak, biasanya diingatkan terlebih dahulu untuk selalu menjaga higienitas atau kebersihan lensa kontak. Kurangnya menjaga kebersihan lensa kontak bisa menyebabkan infeksi mata serius yang disebut acanthamoeba keratitis (AK). Infeksi pada mata dapat mengakibatkan gangguan pada penglihatan dan bisa menyebabkan kebutaan. Infeksi ini tidak hanya terjadi pada orang yang sering menggunakan soft lens, tapi sering juga dialami setiap orang yang bagian matanya terkena debu, air, dan tanah.

Faktor Penyebab dan Gejala

Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea mata yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi.

Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus, dan jamur merupakan salah satu yang dapat menyebabkan keratitis. Penyebab lainnya adalah kekeringan pada mata yang disebabkan penggunaan lensa kontak, benda asing yang masuk ke mata, atau bahkan iritatif lainnya. Selain itu, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya keratitis.

Menurut Dr Siti Fatimah Sah R SpM dari Rumah Sakit Puri Indah Kembangan Selatan, Jakarta Barat, penyebab keratitis bisa dari bakteri, virus, dan jamur alergi. “Bisa juga akibat dari kondisi mata yang kering,” katanya. Penyebab umum terjadinya penyakit ini karena trauma atau luka yang terjadi tepat di kornea mata. “Sering kali kita mengucek mata terlalu berlebihan sehingga menimbulkan luka pada kornea,” jelasnya.

Kasus keratitis sering ditemukan pada mereka yang terlalu sering menggunakan lensa kontak. Pengguna lensa kontak masih sering lalai dalam menjaga kebersihan lensa kontak.

“Misalnya lensa kontak yang jarang dibersihkan sehabis dipakai atau penggunaan lensa kontak yang sudah expired,” tuturnya.

Keratitis sering terjadi karena pasien tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktivitas yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran (shower) tanpa melepas lensa kontak.

Beberapa gejala yang ditimbulkan dari keratitis di antaranya, keluar air mata yang berlebihan dan rasa nyeri yang teramat sangat pada mata. Selain itu terjadi juga penurunan ketajaman penglihatan. Pada beberapa kasus juga ditemui radang pada kelopak mata yang menyebabkan mata menjadi merah dan bengkak serta sangat sensitif terhadap cahaya yang berlebih.

“Tapi dari semua gejala yang paling kita takutkan adalah kaburnya pandangan pasien,” paparnya.

Penyakit ini terjadi karena kornea mata yang terluka dan ditakutkan akan terjadi kebutaan bila tak segera mendapatkan penanganan medis. Pada kasus keratitis yang lebih lanjut dapat terlihat seperti adanya cincin yang menutupi iris mata.

Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosa dilakukan dengan cara anamnesis dan mencaritahu riwayat awal pasien. “Untuk diagnosis itu sendiri biasanya kita tahu dari gejala-gejala yang dialami pasien,” jelasnya. Diagnosis keratitis sangat jarang dilakukan secara tepat pada tahap awal. Penyakit ini biasanya baru dapat terdiagnosa setelah semua usaha pengobatan yang dilakkukan mengalami kegagalan.

Penderita keratitis sering kali mendapat diagnosa medis yang kurang tepat, karena penyakit ini sering kali diduga sebagai herpes simpleks keratitis. Penyakit-penyakit lain yang juga memiliki kemiripan dengan keratitis adalah keratitis yang disebabkan karena jamur dan keratitis akibat mycobakteri. Diagnosis juga bisa dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dengan melakukan kultur biopsi kornea dengan menemukan bentuk amoebanya.

Obat tetes mata atau salep mata antibiotik, antijamur, dan antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis, tapi obat-obat ini hanya boleh diberikan dengan resep dokter. “Terkadang banyak pasien yang sembarangan menggunakan tetes mata tanpa resep dari dokter,” katanya. Pengobatan yang tidak baik atau salah dapat menyebabkan perburukan gejala. Obat kortikosteroid topikal dapat menyebabkan perburukan kornea pada pasien dengan keratitis akibat virus herpes simplex.

Obat-obatan yang mengandung steroid tidak boleh digunakan untuk mata yang terkena keratitis, karena mungkin memperburuk penyakit dan menyebabkan ulserasi kornea dan menyebabkan kebutaan. Dan harus berkonsultasi dengan dokter mata atau memenuhi syarat untuk pengobatan kondisi mata.

“Biasanya dokter akan memberi obat berupa tetes mata atau salep yang dioleskan ke mata,” imbuhnya. Sedangkan untuk beberapa kasus yang berat biasanya diperlukan pencangkokan kornea agar mata bisa kembali melihat normal.

Pasien keratitis biasanya menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya terang, benda yang dapat mengotori mata, dan bahan iritatif lainnya. Tetapi yang lebih dianjurkan lagi adalah melakukan pengobatan ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Antibiotik, anti jamur, dan antivirus dapat digunakan tergantung dari kuman penyebab. Antibiotik spektrum dapat digunakan untuk pengobatan, tapi bila hasil laboratorium sudah ditemukan penyebabnya, pengobatan dapat diganti sesuai dengan kondisi pasien.

“Pemberian antibiotik itu tergantung dari penyebab keratitis itu sendiri,” paparnya. Terkadang, diperlukan lebih dari satu macam pengobatan. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk kasus yang sudah berat, karena pasien membutuhkan transplantasi kornea.
http://lifestyle.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar