Minggu, 18 Oktober 2009

Pilih-Pilih Jajanan Sehat untuk si Kecil

ANDA termasuk Moms yang doyan jajan? Sering menyetop Bang Juki si penjual siomay yang melintas di depan rumah setiap sore? Atau, menyantap bakso si Kumis?

Poppy (30 tahun) Moms dari Zaky (12 bulan) ternyata salah satu Moms yang hobi jajan. Dalam seminggu bisa beberapa kali ia menyantap jajanan yang lewat di depan rumah. Dari kue jajanan pasar, siomay hingga bakso. Si kecil Zaky rupanya sering ngiler melihat sang Mama jajan. Jadilah akhirnya Poppy kerap membelikan juga Zaky makanan seperti apa yang ia makan.

Poppy makan siomay, begitu pula Zaky. Poppy makan bakso, eh, lagi-lagi Zaki ikutan mengunyah di samping Poppy meski makanannya tanpa bumbu alias plain.

Kadang tak tega melihat si kecil mengekori kita dengan tatapan penuh harap pengin makan apa yang kita makan. Namun, hati-hati Moms, jangan sembarangan memberi si kecil jajanan seperti kasus Poppy di atas.

Dr Diani Adrina, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari RS Pusat Pertamina mengatakan, boleh-boleh saja memberikan makanan seperti siomay atau bakso, atau kudapan lezat lainnya selama faktor higienisnya terjamin. Ketika mengonsumsi jajanan, orang dewasa sekalipun belum tentu terbebas dari kuman, bakteri penyakit yang terdapat pada jajanan yang tidak bersih, apalagi bayi!

Mengenal Rasa dan Tekstur

Usia 6 - 12 bulan adalah masa ketika bayi mulai mengenal makanan. Dari bubur susu hingga kemudian makanan yang dimakan orang dewasa seperti nasi dan penyertanya. Pada masa inilah secara bertahap bayi mulai mengenal rasa dan tekstur dari makanan seiring dengan pertumbuhan gigi dan kesiapan enzim-enzim di pencernaannya.

Tak heran kadang si kecil sering ngiler kalau melihat orang di dekatnya makan. Pada masa ini Anda harus memenuhi keinginan makannya itu. Jika tidak, bisa-bisa si kecil justru akan susah makan nantinya.

Boleh-boleh saja si kecil mencoba berbagai panganan selingan/snack di luar makanan utamanya, asalkan porsinya tidak melebihi makanan utamanya. Snack yang dipilih tentunya yang sehat dan aman, jadi Moms harus membuatnya sendiri di rumah.

Mau makan siomay atau bakso, buatlah sendiri. Memang agak repot, tapi sehat dan aman, bukan? Sangat tidak direkomendasikan untuk memberikan si kecil jajanan dari luar rumah yang kita tidak tahu tingkat kebersihannya. Pasalnya, setiap saat ancaman bakteri E.coli penyebab diare bisa menyerang.

Zat Merugikan

Adapun zat-zat merugikan yang biasa terdapat dalam jajanan antara lain:

- Gula Olahan

Gula-gula, kue, biskuit, donat, sereal yang manis, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan giginya. Gula merupakan golongan karbohidrat sederhana. Bila anak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, kentang dan lain-lain, ia akan cenderung merasa kenyang. Pun bila ia mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti gula, madu, permen, sirup dan camilan manis lainnya. Hal ini mengakibatkan anak tidak ingin mengonsumsi makanan utamanya karena sudah merasa kenyang.

- Adiktif dan Pengawet

Banyak jajanan yang diberi sejumlah bahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, penampilan, atau daya tahan makanan tersebut. Sistem tubuh bayi belum matang maka rentan terhadap bahan-bahan adiktif. Beberapa menyebabkan hiperaktivitas terhadap anak-anak yang sensitif, menimbulkan alergi, daya ingat lemah.

Salah satu zat penguat rasa yang dikenal adalah MSG (monosodium glutamat). Pada pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan chinese food syndrome dengan gejala pusing, cemas, haus, mual. Oleh karena itu Moms harus bijak dalam memilihkan makanan ringan bagi buah hatinya.

- Minuman Berkarbonasi

Minuman yang sering ditemui di pusat-pusat perbelanjaan ini mengandung gula tinggi, pengawet, pemanis, pewarna dan kafein. Kafein termasuk zat stimulan dan diuretik yang bisa menyebabkan perubahan suasana hati, perasaan grogi, lelah, dan lamban.

Makanan Alternatif Pengganti

Berikan si kecil buah segar, sepotong cokelat bermutu tinggi, roti, kue atau yoghurt buah. Makanan manis ini mengandung serat dan protein yang dapat mengurangi dampak gula serta mengandung vitamin dan mineral.

Buatlah agenda makan, pantau dan catat makannya serta perilaku anak setelah makan. Idealnya pemberian makan adalah tiga kali makan utama, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam, ditambah dua kali makanan selingan. Jangan lupa untuk tetap memberikan satu gelas susu sebagai pelengkap kebutuhan protein bagi si kecil.

(Mom& Kiddie//nsa)
okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar