BERMAIN dengan alat vital wanita memang sangat menyenangkan. Namun, terlalu sering bermain di area itu-itu saja juga bisa membosankan. Lantas, strategi apa yang harus pria lancarkan?
Strategi yang harus pria lakukan yakni mengeksplorasi bagian tubuh lain impian wanita. Bisa mulai dari mengecup mata, bibir, belakang telinga, buah dada, perut, dan seterusnya. Namun sekali lagi, pria harus mengetahui rumus jitu membuat pasangan cepat terangsang.
Menurut Mens Fitness, pria lebih baik mengesksplorasi satu titik rangsangan seksual wanita secara maksimal demi mencapai puncak kenikmatan seks (orgasme). Artinya, saat wanita belum puas, pria jangan ambil kesempatan untuk menjelajahi area seks lainnya.
Nah, untuk mengetahui titik rangsangan wanita, pria harus menanyakan langsung kepada pasangannya. Siapa tahu apa yang terlintas dalam pikiran pria tidak sejalan dengan wanita. Karena itu, komunikasi di ranjang harus dikemas secara lancar agar hubungan seks optimal.
sumber:okezone.com
Read Full Article...>>>
Selasa, 14 Juli 2009
Cara Pria Mainkan Alat Vital Wanita
Minggu, 12 Juli 2009
Wanita Inggris Suka Ngeseks di Dapur
LUPAKAN kamar tidur untuk memenuhi hasrat birahi Anda? Nyatanya, dapur pun bisa menjadi lokasi menarik untuk merangsang hasrat seksual pasangan.
Anda boleh percaya dan mempraktikkannya. Pasalnya, baru-baru ini penelitian dari Indeset, perusahaan peralatan rumah tangga nomor 2 di Inggris menemukan, sebanyak 40 persen wanita Inggris senang memanfaatkan dapur sebagai lokasi strategis berhubungan intim. Bahkan, tak kurang dari 15 persen wanita memilih bercinta di sela-sela pajangan peralatan rumah tangga.
Tak hanya itu saja hasil penelitian yang dilakukan Indeset. Ternyata, satu dari lima wanita Inggris juga rela melepaskan atribut busana saat pasangan melakukan aksi spontan mencumbu setiap area penting tubuh wanita. Alhasil, aksi berbugil ria pun tak bisa dihindari.
Ian Moverley, Indesit Company Brand Manager mengungkapkan, "Kami sadar dapur merupakan salah satu bagian dari sebuah rumah. Namun nyatanya, wanita Inggris senang memanfaatkan dapur untuk ajang bercinta."
Tertarik ingin bercinta di dapur?
http://www.okezone.com
Read Full Article...>>>
Rabu, 17 Juni 2009
Saatnya Menikmati Seks Kilat
KEINGINAN berhubungan seks tak hanya dimiliki kaum pria, wanita pun berkesempatan meraih seks yang seru dan menggebu. Cara terampuh menuju seks menggebu dengan "one night stand"
Hubungan cinta semalam atau dikenal dengan istilah "one night stand" memang lebih banyak disukai pria. Namun, bukan berarti kaum hawa tak bisa merasakan kenikmatan bercinta kilat. Pasalnya, dalam cinta semalam ada pengalaman menggebu, kendati hanya dilakukan sesaat.
Kebanyakan wanita yang didesain oleh evolusi untuk berhubungan singkat, akan menikmati hubungan singkat seperti ini. Mereka merasa hubungan cinta semalam memberikan sensasi paling menggairahkan dalam hidupnya. Apalagi dengan gaya hubungan singkat seperti ini, dapat membantu memuaskan hasrat mereka tanpa risiko harus menjalani hubungan yang lama.
Nah, untuk Anda yang ingin sukses menikmati "one night stands", inilah paparan Askmen yang wajib Anda ketahui sebelum mengajak pasangan bercinta kilat.
Kebanyakan pria lebih jago berhubungan semalam dibandingkan wanita. Sebab, umumnya kaum adam lebih rileks dan tanpa beban. Berdasarkan pernyataan Professor Anne Campbell dari Universitas Durham Inggris, "Wanita sebenarnya senang mengalami hubungan cinta sesaat, hanya saja ia takut jika perbuatannya diketahui orang lain. Sementara pria kebalikannya."
Karena itu, bagi Anda yang mendambakan berpetualang dalam hubungan cinta semalam, sebaiknya lakukan hubungan kilat tanpa perasaan intim akan membuat momen ini lebih mudah dilalui. Pasalnya hubungan cinta semalam hanya saat itu dilakukan, atau dapat mengulanginya bila kedua pasangan merasa nyaman untuk melakukannya kembali.
Jika cara tersebut masih membuat penasaran, ada baiknya setelah berhubungan intim segera meninggalkan si dia sambil beralasan bahwa Anda masih ada urusan lain di tempat berbeda. Dijamin langkah tersebut memudahkan Anda segera mengakhiri kisah "one night stand" tanpa beban.
http://www.okezone.com
Read Full Article...>>>
Kamis, 04 Juni 2009
Atribut Bercinta yang Menggetarkan
MALAM hari menjadi momen istimewa bagi Anda dan pasangan untuk meluapkan ekpresi cinta. Namun, babak demi babak pertempuran terkadang membuat kisah cinta terasa membosankan dan tak lagi penuh ketegangan.
Percintaan Anda bisa disulap menjadi...
sedemikian rupa hingga lebih bergelora dan menggairahkan. Momen ini semakin sempurna dengan keahlian dan teknik yang Anda lancarkan.
Untuk mendukung aksi nakal Anda, Loving You melansir panduan aktivitas seks yang menggetarkan, di antaranya:
Ekspresikan cinta lewat lagu dan musik
Sebuah lagu dan alunan musik bisa menjadi perekat hubungan yang cukup manjur. Saatnya Anda putar lagu favorit dan berdansa berdua, seiring dengan alunan lagu yang mengalun.
Agar suasana semakin hangat, tak ada salahnya Anda mengungkapkan ekspresi cinta lewat syair lagu yang Anda ciptakan khusus untuknya. Bisa juga dengan mengajak pasangan bermain alat musik, seperti piano, sebagai bagian foreplay termanis.
Saatnya Anda dan pasangan mengekspresikan cinta tanpa malu-malu.
Bunga mawar pemicu gairah
Kecantikan mawar merah punya pesona luar biasa di mata kaum hawa. Tak sedikit wanita yang bermimpi bisa diberikan bunga mawar oleh pasangan.
Anda bisa mewujudkan mimpinya sekaligus memicu gairah pasangan. Caranya mudah, hadiahkan pasangan sebuket mawar mewah dan ajak dia menonton film favorit dengan tak lupa menyertakan suguhan pop corn.
Jika terasa kurang menggetarkan, nyanyikanlah lagu kenangan berdua sambil mengulang kisah asmara. Saat dia mulai merasa nyaman dengan suasana yang Anda bangun, kini waktunya melancarkan serangan seindah mungkin.
Hangatkan tubuh dengan cara istimewa
Adegan bercinta membawa Anda dan pasangan merasakan kehangatan tubuh masing-masing. Sebagai pembukaan yang manis dan menggetarkan, ada beberapa cara unik yang bisa Anda lancarkan untuknya.
Caranya dengan berendam air hangat di dalam bath tub berdua atau menghangatkan tubuh dengan mendekatkan kaki di dekat perapian.
Agar terasa lebih sensual, peluk pasangan dari belakang dan berikan gerakan liar di sekitar telinga, leher, dan pundaknya. Pastinya dia semakin bergairah dengan aksi Anda yang satu ini. (ftr)
Dewi Arta - Okezone
Read Full Article...>>>
Selasa, 21 April 2009
Kesehatan Reproduksi Remaja
Mengapa Kesehatan Reproduksi Remaja Sangat Penting?
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Di negera-negara berkembang masa transisi ini berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda daripada usia ideal menikah (Kiragu, 1995:10, dikutip dari Iskandar, 1997).
Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau tawuran (Iskandar, 1997). Pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi, karena
kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
Kebutuhan dan jenis risiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak ataupun orang dewasa. Jenis risiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain adalah kehamilan, aborsi, penyakit menular seksual (PMS), ke-kerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Risiko ini dipe-ngaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.
Khusus bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki (FCI, 2000). Bahkan pada remaja putri di pedesaan, haid
pertama biasanya akan segera diikuti dengan perkawinan yang menempatkan mereka pada risiko kehamilan dan persalinan dini (Hanum, 1997:2-3).
Kadangkala pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja justru adalah akibat
ketidak-harmonisan hubungan ayah-ibu, sikap orangtua yang menabukan pertanyaan anak/remaja tentang fungsi/proses reproduksi dan penyebab rangsangan seksualitas (libido), serta frekuensi tindak kekerasan anak (child physical abuse).
Mereka cenderung merasa risih dan tidak mampu untuk memberikan informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi tersebut. Karenanya, mudah timbul rasa takut di kalangan orangtua dan guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu perkembangan organ reproduksi dan fungsinya justru malah mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah (Iskandar, 1997).
Kondisi lingkungan sekolah, pengaruh teman, ketidaksiapan guru untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi, dan kondisi tindak kekerasan sekitar rumah tempat tinggal juga berpengaruh (O’Keefe, 1997: 368-376).
Remaja yang tidak mempu-nyai tempat tinggal tetap dan tidak mendapatkan perlin-dungan dan kasih sayang orang tua, memiliki lebih banyak lagi faktor-faktor yang berkontribusi, seperti: rasa kekuatiran dan ketakutan yang terus menerus, paparan ancaman sesama remaja jalanan, pemerasan, penganiayaan serta tindak kekerasan lainnya, pelecehan seksual dan perkosaan (Kipke et al., 1997:360-367). Para remaja ini berisiko terpapar pengaruh lingkungan yang tidak sehat, termasuk penyalahgunaan obat, minuman
beralkohol, tindakan kriminalitas, serta prostitusi (Iskandar, 1997).