Rabu, 20 Mei 2009

8.451 Orang terjangkit Flu babi

JENEWA - Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, flu babi telah menjangkiti 8.451 orang di seluruh dunia. Sementara korban meninggal telah mencapai 72 orang.

India dan Turki akhir pekan lalu untuk pertama kali mengonfirmasi...

virus berbahaya tersebut.

Jumlah manusia yang tewas akibat virus tersebut mencapai 72 orang, bertambah dari hanya 65 orang pada Jumat (15/5). Penambahan korban tewas itu, 6 orang dari Meksiko dan 1 dari Amerika Serikat.

"Selama pekan lalu, jumlah orang yang terinfeksi virus itu meningkat tajam, mencapai 1.000 orang per hari sejak Senin (11/5) hingga menjadi 8.451 orang hari ini,"ungkap WHO kemarin. AS telah mencatatkan jumlah kasus terbesar. Dua negara baru, Ekuador dan Peru, telah dimasukkan dalam daftar resmi WHO.

India memberi konfirmasi kasus flu A (H1N1) untuk pertama kali setelah seorang pemuda 23 tahun yang terbang menuju Hyderabad dari New York dinyatakan positif mengidap virus tersebut.

Sementara Turki juga mengonfirmasi kasus flu A (H1N1) pertama pada pekan lalu. "Kasus pertama influenza A (H1N1) yang terdeteksi ialah seorang pria Amerika yang tiba di Bandara Istanbul," papar Menteri Kesehatan Turki Recep Akdag. Laporan berita menyatakan, istri pria tersebut juga terinfeksi virus flu babi. Akdag menyatakan, virus A (H1N1) itu telah dikonfirmasi dalam pemeriksaan darah yang dilakukan setelah kamera panas tubuh menemukan bahwa pria AS itu mengalami demam tinggi. Pria warga AS yang lahir di Irak itu tiba di Turki pada Kamis (14/5) dalam penerbangan dari AS yang singgah di Amsterdam dan menuju ke Irak.

"Kami perlu melakukan koordinasi upaya nasional melawan wabah influenza A (H1N1)," papar WHO. Menjelang pertemuan tahunan WHO pekan ini, negara-negara anggota gagal mencapai kesepakatan akhir mengenai sharing bahan baku riset virus dan vaksin dalam kasus pandemi global flu.WHO saat ini terus melakukan pembicaraan dengan berbagai pakar dan pembuat vaksin tentang skala produksi vaksin.

Para pakar memperingatkan kemungkinan terjadinya mutasi virus A (H1N1) sehingga virus itu bisa kebal terhadap obat-obatan antiviral seperti Tamiflu dan Relenza. Obat-obatan itulah yang menjadi cara merawat flu babi dan flu burung. "Para pakar sangat khawatir dengan terjadinya mutasi virus saat virus itu menyebar ke berbagai wilayah di penjuru dunia," papar Margaret Chan Direktur Jenderal WHO.

Pertemuan WHO kali ini bermaksud mengkaji implementasi Regulasi Kesehatan Internasional (IHR) yang sejak 2005 memberi kewajiban terhadap sejumlah negara seperti Meksiko untuk meningkatkan respons dalam menghadapi ancaman kesehatan internasional di masa depan. Duta Besar Meksiko di PBB, Jenewa, Luis Alfonso de Alba menjelaskan bahwa pertemuan WHO mendatang akan memperdebatkan berbagai langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi wabah penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar