MESKI tidak berbahaya, influenza sangat mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas. Supaya tak kerap menghampiri, sebaiknya lakukan vaksinasi.
Influenza atau yang biasa disebut flu merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam, menggigil, batuk, rasa sakit pada tubuh,sakit kepala, dan terkadang sakit telinga atau permasalahan sinus. Virus influenza ini banyak menyerang siapa saja tanpa melihat umur, walaupun lebih banyak menyerang anak-anak.
"Virus influenza dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain. Virus ini ditularkan melalui batuk atau bersin dari si penderita influenza," kata Dokter Spesialis Penyakit Tropikal dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Dr Hindra Irawan Satari SpA (K) M. Trop. Paed yang akrab disapa dr. Hinky.
Terkadang, penyakit influenza akan sembuh dengan sendirinya, atau paling tidak batuk dan kelemahan umum lainnya dapat menetap sampai lebih dari dua minggu. Namun, tingkat kesembuhan itu pun berbeda-beda, salah satunya tergantung dari daya tahan tubuh si penderita.
Bagi sebagian orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder. Sementara pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan panas tinggi sehingga menyerupai sepsis dan 20 persen dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang demam.
Jika dibiarkan begitu saja, flu dapat mengakibatkan komplikasi, antara lain otitis media (infeksi telinga akut), sinusitis, bronkitis kronik, dan pneumonia. Di antaranya, pneumonia pneumokokus merupakan komplikasi yang sering terjadi dan paling serius. Untuk itulah, diperlukan penanganan yang tepat bagi mereka yang menderita flu, terlebih bagi anak-anak.
Karena itu, pencegahan penting dilakukan. Di mana pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan vaksinasi yang sebaiknya diberikan sejak dini pada siapa saja yang berisiko terkena flu. Hinky mengatakan, vaksinasi diberikan pada mereka yang dalam keadaan sehat.
"Vaksinasi bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit dan idealnya diberikan dalam keadaan sehat," ucap dokter yang juga berpraktik di RSCM ini.
Hinky mengatakan, untuk vaksinasi influenza, saat ini baru ditemukan vaksinasi untuk mencegah timbulnya influenza tipe A. Vaksinasi influenza tipe A sudah ditemukan sejak tahun 1950-an. "Vaksin sudah dapat diberikan di atas usia 6 bulan," tandasnya.
Centers for Disease Control and Prevention US merekomendasikan bahwa vaksin flu diberikan kepada mereka dalam kondisi hamil, usia 50 tahun atau lebih dan memiliki kondisi medis kronis, serta perawat anak atau pekerja pelayanan kesehatan atau hidup dengan atau merawat seseorang yang berisiko tinggi terkena komplikasi dari flu
Sementara mereka yang harus ditunda atau dihindarkan dari vaksinasi influenza adalah mereka yang memiliki riwayat alergi telur atau zat makanan yang mengandung protein yang sama dalam telur, riwayat hipersensitivitas dengan vaksin atau sedang dalam keadaan demam. Vaksin juga tidak diperkenankan bagi penderita Guillain-Barre syndrome (suatu penyakit autoimunitas serius menyerang saraf di luar otak dan urat saraf tulang belakang).
Disebutkan oleh dokter umum sekaligus medical coordinator di Global Assistance and Healthcare, dr. Olivia Aviany Ayuningthias yang mengutip data dari Centers for Disease Control and Prevention US, 2009, bahwa di Amerika Serikat, setiap tahunnya 5 persen hingga 20 persen dari populasi penduduk terkena flu dan lebih dari 200.000 jiwa dirawat di rumah sakit karena komplikasi flu lebih lanjut 36.000 jiwa meninggal karena komplikasi terburuk dari flu.
"Flu yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan komplikasi membahayakan karena efeknya dapat menyerang semua organ," sebut dokter lulusan Universitas Kristen Indonesia ini.
Olivia menjelaskan, vaksinasi influenza merupakan metode primer dalam pencegahan influenza. Gunanya untuk membatasi komplikasi dari penyakit tersebut. Vaksin influenza hanya ada satu jenis, tetapi untuk setiap tahunnya berubah strain yang terkandung dalam vaksin tersebut. "Yang membedakan hanya brand dan produsen vaksin tersebut. Semua sama efektifnya sesuai dengan hasil uji klinis masing-masing," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar